Wartapena, SEMARANG: Desa Wisata Tanon atau yang dijuluki “Desa Menari” untuk pertama kalinya mengadakan Festival Lereng Telomoyo Kampung Berseri Astra Tanon Ngrawan pada hari ini (1/10). Festival yang dilangsungkan selama dua hari sejak 30 September 2017 ini diharapkan dapat menjadi magnet dan kalender event tahunan di Kabupaten Semarang, sehingga mampu mengangkat pamor wisata budaya di kawasan Lereng Telomoyo dan kawasan Gunung Merbabu.
Diisi dengan berbagai kegiatan seperti dolanan tradisional, pementasan teater, pentas kesenian rakyat dan sarasehan budaya, festival ini mendapatkan respons positif dari masyarakat sekitar. Selain merekatkan para pekerja seni di Kabupaten Semarang, Festival Lereng Telomoyo juga diharapkan dapat menggerakkan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Diikuti oleh 13 desa di Kecamatan Getasan dan 1 desa di Kecamatan Tengaran serta mahasiswi seni Universitas Negeri Semarang dan Teater Sirat IAIN Surakarta, Festival Lereng Telomoyo yang diinisiasi oleh Trisno, salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards 2015 kategori Lingkungan, merupakan festival dolanan tradisional pertama di Kabupaten Semarang.
Trisno adalah contoh pemuda yang menjadi teladan bagi kampungnya dan berhasil menjadi inspirasi. Pria kelahiran 12 Oktober 1981 ini mulai mengembangkan Desa Menari sejak tahun 2009. Trisno mengakui desanya dulu kumuh, miskin, bahkan sering menjadi olok-olok daerah sekitar. Ia bahkan mengatakan bahwa dulu ada paradigma di desa-desa sekitar untuk tidak menikah dengan orang yang berasal dari Kampung Tanon karena mereka miskin dan kemiskinannya dianggap dapat menular. Trisno berhasil mengubah paradigma tersebut dan menjadikan Desa Tanon menjadi sebuah desa wisata.
Awalnya, desa yang dihuni oleh 43 kepala keluarga dan 143 jiwa itu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah. Desa yang semula sepi dan sulit dijangkau, kini semakin ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Meski baru diadakan untuk pertama kali, Festival Lereng Telomoyo akan melibatkan banyak pekerja seni. Selain 2 pembicara di acara Sarasehan Budaya, terdapat juga 17 kelompok kesenian rakyat dengan total pengisi acara 560 orang, diikuti 2 kelompok pementasan teater yang masing-masing kelompok terdiri atas 30 orang, 12 kelompok dolanan tradisional dengan anggota masing-masing kelompok sebanyak 6 orang, serta dibantu relawan komunitas Griya Pena Surakarta sebagai juri Dolanan Tradisional yang sekaligus meramaikan festival Dolanan Tradisional.
65 Kampung Berseri Astra (KBA)
KBA merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program CSR. Melalui program KBA, masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif.
Sejak tahun 2013, PT Astra International Tbk kini telah memiliki 65 KBA yang tersebar di 28 provinsi dan diharapkan pada tahun 2018 sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Program pembinaan KBA merupakan bagian dari SATU Indonesia, yaitu langkah nyata dari Grup Astra untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.”