Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (ketiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Wimboh Santoso (kanan), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kanan) dan Dirut BEI Tito Sulistio (keempat kiri) bersiap menutup perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir tahun 2017 ditutup naik 41,6 poin atau sekitar 0,66 persen ke level 6.355,65 yang merupakan level tertinggi baru sepanjang masa BEI berdiri.
29 Desember 2017
Wartapena, Presiden Republik Indonesia (RI) menutup perdagangan saham tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Main Hall BEI, Jumat (29/12) dengan capaian sejumlah rekor. BEI mencatat tahun 2017 merupakan tahun yang mencerminkan keceriaan, kebahagiaan dan kebanggaan dari para pelaku pasar modal.
Hal tersebut tercermin dari peningkatan jumlah investor yang meningkat 44 persen dalam dua tahun terakhir menjadi 1,12 juta investor, serta diikuti kenaikan nilai investasi investor domestik yang mencapai Rp340 triliun di sepanjang tahun ini. Selain itu sepanjang tahun 2017 ada 37 Perusahaan Tercatat yang melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) di BEI yang merupakan tertinggi di BEI dalam 23 tahun terakhir, serta yang terbanyak diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Investor asing juga masih menetapkan investasinya di Indonesia, yang mana investor asing hanya merealisasikan 15 persen dari total kenaikan investasinya sebesar Rp261 triliun. BEI merangkum sedikitnya terdapat 21 pencapaian dalam dua tahun terakhir ini yang merupakan cerminan dari kedewasaan serta refleksi dari jumlah daun di logo Yuk Nabung Saham.
Pencapaian di tahun 2017 juga diikuti oleh peningkatan literasi pasar modal yang berdasarkan survei AC Nielsen, meningkat dari 4,3 persen di 2016, menjadi 15 persen di 2017. Peningkatan ini salah satunya dihasilkan dari Kampanye Yuk Nabung Saham yang terus BEI tingkatkan sejak tahun 2015.
Aktivitas perdagangan di BEI juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan frekuensi perdagangan yang tumbuh hampir 20 persen dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih likuid diantara bursa-bursa lainnya di kawasan regional Asia. Pada saat yang sama, jumlah dana yang berhasil dihimpun juga mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai lebih dari Rp802 triliun, yang berasal dari IPO, penerbitan penambahan saham baru (rights issue), konversi waran, sekuritisasi aset dan penerbitan obligasi pemerintah, BUMN maupun swasta.
Seluruh pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja keras, dan sinergi dari seluruh pelaku industri Pasar Modal Indonesia, serta dukungan dari berbagai kebijakan strategis yang telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Republik Indonesia (RI). Apresiasi juga diberikan kepada Presiden RI dan Jajaran Menteri Kabinet Kerja yang telah mewujudkan tata kelola pembangunan ekonomi Indonesia sehingga optimisme dan iklim investasi dapat terus terjaga.
Seremonial Penutupan Perdagangan Saham tahun 2017 di BEI oleh Presiden RI Joko Widodo ini selain dihadiri oleh jajaran Menteri Kabinet Kerja, juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, dan jajaran Dewan Komisioner serta pejabat OJK, Direksi BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia. Acara seremonial ini disiarkan secara langsung oleh TVRI, IDX Channel, Metro TV, dan beberapa stasiun televisi nasional serta ditonton di Kantor Perwakilan BEI serta Galeri Investasi Bursa di seluruh Indonesia.