Wartapena, Jakarta, 23 Oktober 2017 – PT PP Presisi Tbk (“Perseroan”, “PP Presisi”), perusahaan konstruksi spesialis berbasis peralatan berat yang merupakan entitas anak dari PT PP (Persero) Tbk (“PTPP”) mengumumkan rencana untuk melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdiri sejak tahun 2004, PP Presisi mengawali langkahnya di dunia konstruksi Indonesia dengan bisnis penyewaan alat berat. Seiring dengan transformasi usaha Perseroan yang dimulai pada tahun 2014, saat ini portofolio bisnis PP Presisi telah berkembang menjadi 5 (lima) lini yaitu pekerjaan sipil, form work (bekisting), pondasi (bored pile), ready mix, dan penyewaan alat berat. Selain itu, PP Presisi juga memiliki 1 (satu) entitas anak yaitu PT Lancarjaya Mandiri Abadi (“LMA”) yang bergerak khususnya di pekerjaan sipil.
“Dengan model bisnis kontraktor spesialis yang berbasis peralatan berat, Perseroan berusaha untuk memperkuat positioning di dalam pasar konstruksi nasional,” ujar Iswanto Amperawan, Presiden Direktur PP Presisi kepada media di Jakarta.
Untuk mengejar pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, Perseroan beserta entitas anak juga secara kontinyu berinvestasi dalam pengembangan armada peralatan berat. Per tanggal 31 Juli 2017, total armada peralatan berat Perseroan telah mencapai 1.594 unit yang terdiri dari mobile fleet sebanyak 1.461 unit dan non-mobile (fixed) fleet sebanyak 133 unit. Sebagai perbandingan, total armada peralatan berat yang dimiliki oleh Perseroan pada tahun 2014 adalah sebesar 256 unit, yang terdiri dari mobile fleet dan fixed fleet masing-masing sebesar 148 unit dan 108 unit.
“Platform bisnis yang solid yang didukung oleh skala armada yang besar dan tumbuh dengan signifikan ini memungkinkan terciptanya opportunity yang sangat besar bagi PP Presisi untuk berkontribusi lebih banyak lagi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia pada umumnya serta menawarkan layanan jasa konstruksi yang terintegrasi bagi calon konsumen pada khususnya,” lanjut Iswanto Amperawan.
Selama 7 bulan tahun 2017, PP Presisi beserta entitas anak telah berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp2,5 Triliun. Dengan demikian, total order book yang dimiliki oleh Perseroan per 31 Juli 2017 mencapai Rp7,4 Triliun.
Untuk mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, PP Presisi berencana untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 4.239.300.000 lembar saham (semua saham baru) dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham atau sebanyak-banyaknya 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.
Perseroan menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Kisaran harga penawaran akan diumumkan setelah acara Public Expose dan Due Diligence Meeting pada tanggal 23 Oktober 2017.
Perseroan berencana untuk menggunakan dana dari hasil IPO untuk:
- Belanja modal khususnya penambahan peralatan dan pembelian lahan untuk workshop dan lahan quarry batu (sekitar 70%)
- Modal kerja untuk mendapatkan dan menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang akan diperoleh Perseroan (sekitar 30%)
Iswanto Amperawan menjelaskan, “Melalui IPO, Perseroan berupaya untuk dapat menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas operasi bisnis yang berbasis nilai tambah, inovasi secara kontinyu serta penegakan praktik tata kelola Perusahaan yang baik (good corporate governance).”
“PP Presisi berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham (shareholder value) dan nilai pemangku kepentingan (stakeholder value) dalam ruang lingkup yang lebih luas,” tutup Iswanto Amperawan.
(dari kiri ke kanan) Hasanin Ade Putra – Direktur PT PP Presisi Tbk, Iswanto Amperawan – Direktur Utama PT PP Presisi Tbk, Benny Pidakso – Direktur PT PP Presisi Tbk, Arief Subyandono – Direktur PT PP Presisi Tbk mengumumkan rencana untuk melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta 23 Oktober 2017.