Jakarta, Wartapena. Kerjasama antara Indonesia dengan Italia akan makin erat terjalin setelah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Italian Business Association in Indonesia (IBAI) di Jakarta, Selasa (20/5/2014). Kesepakatan ini diambil dalam rangka untuk menggenjot perdagangan dan investasi di antara kedua negara.
Dalam kesempatan penandatanganan MoU tersebut langsung dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto dan Ketua IBAI, Luigi Carlo Gastel. Ruang lingkup kesepakatan itu antara lain adalah kerjasama sarana dan dukungan dalam promosi perdagangan, investasi dan teknologi untuk kedua belah pihak, termasuk didalamnya meliputi pertukaran informasi dan kontak bisnis memperluas jaringan bisnis. “Sebelumnya kami sudah bekerjasama beberapa kali dengan IBAI, kita berharap MoU ini akan meningkatkan hubungan dan kerjasama diantara kami ke depannya,” kata Suryo.
Perdagangan Indonesia dengan Italia sendiri, menurut data Kementerian Perdagangan dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa setelah mengalami penurunan pada tahun 2009, total perdagangan semakin meningkat.
Berdasarkan data Kemendag pada tahun 2013, terlihat:
- Total Trade w/ Indonesia, USD 3,824,263,000
- Export to Indonesia, USD 1,695,628,000
- Import from Indonesia, USD 2,128,635,000
- Trade Balance, USD 433,007,000 surplus for Indonesia
Suryo menerangkan, selain tren perdagangan dengan Italia yang positif, kedua negara memiliki banyak kesamaan dan saling melengkapi. Sehingga diharapkan perdagangannya akan terus meningkat di masa-masa mendatang. “Trennya sangat positif dalam dua tahun ke belakang. Tahun ini pasti akan naik lagi, walaupun saya tidak dapat katakan bisa 100 persen naikknya,” ujarnya. Hal itu tidak lepas dari proyeksi cepat pulihnya kondisi ekonomi Italia setelah ikut terkena dampak krisis di negara-negara Eropa.”Mereka akan cepat rebound. Tahun ini mereka pasti sudah pulih kembali,” imbuh Suryo.
Beberapa sektor kerjasama yang sangat potensial untuk dikembangkan antara lain Footwear design and manufacturing, Tekstil, teknologi ekonomi kreatif, jasa keuangan, perhotelan dan pariwisata. Sementara itu, Ketua umum IBAI Luigi Carlo Gastel menyebutkan investasi untuk UMKM paling mudah adalah di sektor makanan dan minuman. Namun, dia belum dapat memastikan akan ada investasi besar-besaran untuk sektor tersebut dari pengusaha Italia di Indonesia.
“Untuk alih teknologi, sudah pernah dilakukan dan cukup sering terjadi. Misalnya alih teknologi dari Italia untuk perusahaan terigu Bogasari pada beberapa tahun lalu,” sebut Luigi yang lantas mengatakan, ratusan perusahaan Italia tertarik masuk ke Indonesia pada beberapa tahun mendatang, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai US$1 miliar. “Setiap UMKM saja dapat berinvestasi sekitar US$5 juta hingga US$10 juta. Perusahaan Italia yang masuk juga akan meningkat, dan dapat mencapai 100 perusahaan,” tambah dia.
Menurut Luigi, saat ini baru terdapat sekitar 20 perusahaan dari Italia yang sudah merealisasikan investasinya. Mayoritas perusahaan tersebut bergerak di sektor otomotif, dan juga permesinan untuk pertambangan. Beberapa diantara perusahaan itu adalah Ferrari dan juga perusahaan permesinan di pengeboran minyak lepas pantai Saipem S.p.A. Pada kesempatan yang sama, Suryo juga meyakinkan para pebisnis, Pemilu Presiden nanti akan berlangsung damai dan lebih menarik. Seperti harapan setiap para pelaku usaha, kata dia, sangat penting bahwa Presiden terpilih nanti diharapkan dapat terus meningkatkan perdagangan dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. (*)