7 Desember 2017
Wartapena, Lombok Tengah – Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (Trimegah) melakukan Pencanangan Masyarakat Nabung Saham Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (7/12). Kegiatan ini selain sebagai tindak lanjut ditandatanganinya Nota Kesepahaman Desa Nabung Saham antara BEI, KSEI, BRI, dan pada Agustus lalu.
Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Tengah Moh. Suhaili Fadhil Thohir, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aditya Jayaantara, Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, Direktur BRI Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama Trimegah Stephanus Turangan, dan Kepala Divisi Hukum KSEI Ludfiati. Program ini sebagai bentuk apresiasi terhadap berbagai inisiatif kegiatan literasi dan inklusi pasar modal di wilayah tersebut.
Dipilihnya Kabupaten Lombok Tengah sebagai tempat pencanangan Masyarakat Nabung Saham karena daerah ini memiliki infrastruktur dan potensi ekonomi yang cukup baik. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah mencatat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lombok Tengah di 2016 mengalami pertumbuhan 5,67 persen yaitu tercatat sebesar Rp10,85 triliun dari Rp10,27 triliun di 2015.
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang semakin berkelanjutan di tahun-tahun mendatang, di Kabupaten Lombok Tengah juga telah berdiri Lombok International Airport. Demikian juga dengan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, yang baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Oktober lalu.
Nicky mengatakan, sejak pelaksanaan program Masyarakat Nabung Saham pada September 2017, total jumlah investor di Kabupaten Lombok Tengah mengalami kenaikan tiga kali lipat. Jika per 31 Juli 2017 jumlah investor di Kabupaten Lombok Tengah baru mencapai 77 investor, maka per 4 November 2017 lalu jumlahnya mencapai 231 investor.
Dalam kesempatan tersebut BRI bersama dengan Trimegah juga membuktikan melalui demo secara langsung, bahwa saat ini proses pembukaan rekening efek dan Rekening Dana Nasabah sangat mudah dan cepat. Prosesnya hanya butuh waktu kurang dari 10 menit dan dapat langsung dipergunakan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Kemudahan tersebut tidak lepas dari manfaat kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya antara Trimegah dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri yang didukung oleh KSEI dan BRI dalam memanfaatkan data kependudukan KTP Elektronik. Selain itu, kualitas data investor dan proses pengenalan data nasabah (Know Your Customer/KYC) yang telah semakin baik juga mempercepat proses pembukaan rekening efek.
Di dalam acara ini, Nicky juga berkesempatan untuk berdialog dengan beberapa investor baru hasil dari program ini dan menyampaikan apresiasi kepada Masyarakat Lombok Tengah dengan memberikan tanda mata dana bantuan sosial untuk pembuatan tribun penonton mobile yang merupakan fasilitas alun-alun Tastura.
Melalui Program Masyarakat Nabung Saham, BRI juga mengajak masyarakat Indonesia untuk dapat turut serta berinvestasi di pasar modal melalui jaringan 463 Kantor Cabang dan 609 Kantor Cabang Pembantu. Selain itu BRI juga memiliki 603 Kantor Kas, 5.380 BRI Unit, 2.553 Teras BRI, dan lebih dari 100.000 agen BRILink yang terhubung secara online untuk memudahkan masyarakat berinvestasi di pasar modal.
Dengan kekuatan jaringan kerja dan teknologi tersebut, BRI akan mampu memberikan layanan pendukung pasar modal yang lebih baik lagi. Sehingga diharapkan dapat menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih banyak dan lebih luas untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya dukungan dalam hal penyediaan fasilitas pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN).
Sekedar informasi, selama tiga bulan terakhir di Kabupaten Lombok Tengah memang telah diadakan sosialisasi dan edukasi pasar modal secara signifikan dengan tujuan meningkatkan jumlah investor baru. Edukasi ini juga sebagai bukti keseriusan semua pihak untuk turut serta mewujudkan harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pasar modal.
Program Masyarakat Nabung Saham terbentuk yang berawal dari keprihatinan Arta Sasmita, seorang putra daerah yang merantau dan mendapatkan pendidikan pasar modal di Jakarta, yang kemudian menjadi investor. Banyaknya masyarakat yang menjadi korban investasi bodong menguatkan niatnya untuk menyampaikan keprihatinan ini langsung kepada Bupati Lombok Tengah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan BEI
Gayung bersambut, setelah mendapat “restu” dari Bupati Lombok Tengah, BEI bekerja sama dengan Trimegah dan BRI sebagai Bank Rekening Dana Nasabah kemudian gencar melakukan edukasi pasar modal. Tercatat sampai dengan 2 Desember 2017 sudah terlaksana 31 kegiatan edukasi pasar modal di 22 Desa serta 35 Dinas dan Lembaga di lingkungan Kabupaten Lombok Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 1.400 warga dan karyawan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan telah menghasilkan sekitar 170 investor baru yang akan terus bertambah.